Kata mangrove memiliki dua arti, pertama sebagai komunitas yaitu komunitas atau masyarakat tumbuhan atau hutan yang tahan terhadap kadar garam/salinitas (pasang-surut air laut) dan kedua sebagai individu species (MacNae, 1968). Kata mangrove digunakan untuk menyebut jenis pohon-pohon atau semak-semak yang tumbuh diantara batas air tertinggi saat air pasang dan batas air terendah sampai diatas rata-rata permukaan laut. Sebenarnya, kata mangrove digunakan untuk menyebut masyarakat tumbuh-tumbuhan dari beberapa spesies yang mempunyai perakaran Pneumatophores dan tumbuh diantara garis pasang surut. Sehingga hutan mangrove juga disebut hutan pasang (Steenis, 1978). Berdasarkan SK Dirjen Kehutanan No. 60/Kpts/Dj/I/1978, hutan mangrove dikatakan sebagai hutan yang terdapat disepanjang pantai atau muara sungai dan dipengaruhi pasang surut air laut, yakni tergenang pada waktu pasang dan bebas genangan pada waktu surut.
1. Manfaat dan Peranan Hutan/Tanaman Mangrove.
Secara umum hutan bakau atau mangrove mempunyai definisi sebagai hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak di garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut tepatnya di daerah pantai dan sekitar muara sungai, sehingga tumbuhan yang hidup di hutan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Berikut merupakan beberapa manfaat dan peranan Hutan Mangrove :
1). Mencegah Intrusi Air Laut
Intrusi laut merupakan peristiwa perembesan air laut ke tanah daratan. Intrusi laut dapat menyebabkan air tanah menjadi payau sehingga tidak baik untuk dikonsumsi. Hutan Mangrove memiliki fungsi mengendapkan lumpur di akar-akar pohon bakau sehingga dapat mencegah terjadinya Intrusi Air laut ke daratan.
2). Mencegah Erosi dan Abrasi Pantai
Erosi merupakan pengikisan permukaan tanah oleh aliran air sedangkan abrasi merupakan pengikisan permukaan tanah akibat hempasan ombak laut. Hutan Mangrove memiliki akar yang efisien dalam melindungi tanah di wilayah pesisir, sehingga dapat menjadi pelindung pengikisan tanah akibat air.
3). Sebagai pencegah dan penyaring alami
Hutan mangrove biasanya yang dipenuhi akar pohon bakau dan berlumpur. Akar tersebut dapat mempercepat penguraian limbah organik yang terbawa ke wilayah pantai.Selain pengurai limbah organik, hutan mangrove juga dapat membantu mempercepat proses penguraian bahan kimia yang mencemari laut seperti minyak dan diterjen, dan merupakan enghalang alami terhadap angin laut yang kencang pada musim tertentu.
4). Sebagai tempat hidup dan sumber makanan bagi beberapa jenis satwa Hutan Mangrove juga merupakan tempat tinggal yang cocok bagi banyak hewan seperti biawak, kura-kura, monyet, burung, ular, dan lain sebagainya. Beberapa jenis hewan laut seperti ikan, udang, kepiting dan siput juga banyak tinggal didaerah ini. Akar tongkat pohon mangrove memberi zat makanan dan menjadi daerah nursery bagi hewan ikan dan invertebrata yang hidup di sekitarnya. Ikan dan udang yang ditangkap di laut dan di daerah terumbu karang sebelum dewasa memerlukan perlindungan dari predator dan suplai nutrisi yang cukup di daerah mangrove ini. Berbagai jenis hewan darat berlindung atau singgah bertengger dan mencari makan di habitat mangrove.
5).Berperan dalam pembentukan pulau dan menstabilkan daerah pesisir Hutan mangrove seringkali dikatakan pembentuk daratan karena endapan dan tanah yang ditahannya menumbuhkan perkembangan garis pantai dari waktu ke waktu. Pertumbuhan mangrove memperluas batas pantai dan memberikan kesempatan bagi tumbuhan terestrial hidup dan berkembang di wilayah daratan. Sebagai contoh, Buah vivipar yang terbawa air akan menetap di dasar yang dangkal, dapat berkembang dan menjadi kumpulan mangrove di habitat yang baru. Dalam kurun waktu yang panjang habitat baru ini dapat meluas menjadi pulau sendiri.
Berbagai pengertian mangrove tersebut sebenarnya mempunyai arti yang sama, yaitu formasi hutan khas daerah tropika dan sedikit subtropika, terdapat dipantai rendah dan tenang, berlumpur, sedikit berpasir, serta mendapat pengaruh pasang surut air laut. Mangrove juga merupakan mata rantai penting dalam pemeliharaan keseimbangan siklus biologi disuatu perairan.
2. Pemanfaatan dan Peranan Mangrove Untuk Pengembangan Desa.
Desa pesisir dalam pemanfaatan lahannya berpotensi besar untuk meningkatkan perekonomian seperti kawasan perikanan, wisata, industri, dll. Pemanfaatan guna lahan yang kurang baik dapat menimbulkan resiko kerusakan lingkungan, seperti adanya rob/pasang dan abrasi. Hal tersebut dapat mengganggu aktivitas masyarakat seperti mengganggu panen hasil tambak, merusak ekosistem laut, dan banjir. Oleh karena itu, diperlukan pembatas dan penghalang dari resiko tersebut sehingga tidak berimbas ke kehidupan masyarakat di daratan.
Dalam suatu wilayah pesisir terdapat satu atau lebih sistem lingkungan (ekosistem) dan sumber daya pesisir. Ekosistem pesisir dapat bersifat alami ataupun buatan (man – made). Ekosistem alami terdapat diwilayah pesisir antara lain : terumbu karang (coral reets), hutan mangroves, padang lamun, pantai berpasir (sandy beach), formasi pes – caprea, formasi barigtonia, estuary, laguna, dan delta. Sedangkan ekosistem buatan antara lain berupa: tambak, sawah pasang surut, kawasan pariwisata, kawasan industri, kawasan agroindustri dan kawasan pemukiman.
Sumberdaya di wilayah pesisir terdiri dari sumberdaya alam yang dapat pulih dan sumberdaya alam yang tidak dapat pulih, sumberdaya yang dapat pulih meliputi : sumber daya perikanan (plankton, benthos, ikan, molusca, crustacea, mamalia laut), rumput laut (seaweed), padang lamun, hutan mangrove, dan terumbu karang. Sedangakan sumberdaya yang tidak dapat pulih adalah : minyak dan gas, bijih besi, pasir, timah, bauksit, dan mineral sertabahan tambang lainya. (Daerah Perlindungan Laut Berbasis Masyaraka, Direktorat Bina Pesisir).
3. Inovasi dan Kreatifitas berbasis Ramah Lingkungan untuk Peingkatan Kapasitas dan Lingkungan Hidup.
Berdasarkan Inovasi dan Kreatifitas berbasis Ramah Lingkungan Fungsi Hutan Mangrove itu sendiri dapat dibagi lima, yaitu fungsi fisik, fungsi kimia, fungsi biologi, fungsi ekonomi dan fungsi manfaat.
a. Fungsi Fisik yaitu : Menjaga Kestabilan Garis Pantai, Melindungi pantai dari dan abrasi, Menahan sedimen dan Kawasan Penyangga Proses Intrusi.
b. Fungsi Kimia yaitu : Penghasil Oksigen dan Penyerap Karbondioksida.
c. Fungsi Biologi yaitu : berkaitan erat dengan bagaiman hutan mangrove berperan dalam hal yang berkaitan dengan lingkungan biologinya, diantaranya :
1). Sumber makanan
Fungsi biologi hutan mangrove yang pertama adalah sebagai salah satu bahan pelapukan yang menjadi sumber makanan penting bagi invertebrata pemakan bahan pelapukan, yang juga berfungsi sebagai makanan bagi hewan-hewan yang lebih besar seperti ikan laut, udang, juga binatang laut lainnya.
2). Nursery ground
Hutan mangrove berfungsi juga sebagai kawasan asuhan atau pemijahan bagi hewan-hewan yang biasa berkembang biak dan tumbuh di area hutan mangrove seperti udang, ikan, kepiting, kerang, dan sebagainya sebelum akhirnya dilepas kembali ke hutan setelah dewasa.
3). Kawasan persinggahan dan habitat satwa langka
Banyak sekali hewan-hewan yang menjadikan hutan mangrove tempat persinggahan hingga menjadikannya tempat berkembang biak. Selain itu hutan mangrove menjadi habitat bagi banyak burung-burung langka seperti kera ekor panjang, dan juga buaya rawa. Selain itu ada juga harimau bengal, kijing bintik, kancil, dan satwa-satwa liar lain yang pertumbuhannya jarang dan terancam mengalami kepunahan.
4). Plasma Nutfah
Plasma nutfah merupakan pembawa sifat keturunan yang dapat berupa organ utuh atau bagian dari tumbuhan atau hewan serta mikroorganisme, sehingga plasma nutfah dianggap sebagai salah satu kekayaan alam berharga. Keberadaan plasma nutfah sangat bermanfaat baik bagi perbaikan jenis-jenis flora dan fauna juga keberlangsungan kehidupan liar itu sendiri di masa depan.
d. Fungsi Ekonomi yaitu : Kawasan Wisata dan Kawasan Pendidikan. Tugas Peningkatan Kapasitas dan Lingkungan Hidup).
e. Fungsi Manfaat dapat di jelaskan pada tabel berikut yaitu : dapat Di pakai sebagai Kayu Bakar, Obat-obatan, Budidaya, Pangan, Aromatik, Anyaman dan Kerajinan dll. (Tugas Peningkatan Kapasitas dan Lingkungan Hidup).
Manfaat beberapa spesies tumbuhan mangrove di Asia Tenggara, terutama yang berasal dari Indonesia dan Philipina (Soegiarto dan Pollunin, 1982 ; Jara, 1985)
1. Acanthus ebracteatus
Daunnya dioleskan ke kulit kepala untuk pengawet rambut
2. Acantus ilicifolius
Buahnya yang lunak digunakan untuk membersihkan darah, penawar racun dari gigitan ular
3. Acrostichum aureum
Daunnya untuk pakan ternak dan atap rumah
4. Aegiceras orniculatum
Bakaran kayu untuk obat sakit perut
5. Amoora cucullata
Mainan anak-anak
6. Avivennia spp
Untuk kayu bakar, obat radang mulut dan tenggorokan terutama untuk anak-anak, bijinya mengandung resin dan minyak untuk obat ulcer (pendarahan pada kulit) dan tumor, kulitnya berguna untuk obat penyakit kulit dan luka
7. Avicennia nitida
Berguna untuk arang, abu kayunya untuk ekstraksi garam, biji dan kecambahnya dapat dimakan, bunganya manghasilkan madu,daunnya untuk pupuk hijau
8. Avicennia marina
Daun muda untuk sayuran, aroma serbuk sari yang kuat baik untuk ternak lebah
9. Avicennia alba
Kulit dan bijinya mengandung racun untuk ikan, resin untuk anti hamil, minyak bijinya untuk menghilangkan plek pada kulit
10. Avivennia officinalis
Bijinya dapat dimakan setelah dicuci dan dimasak
11. Bruguiera cylindrica
Kayu bahan bangunan dan kayu bakar, kulitnya untuk bumbu ikan mentah
12
B. gymnorhiza
Kayu bangunan, kayu bakar, tiang telpon, arang, kulitnya untuk bumbu ikan mentah, buahnya untuk obat mata dan tambahan makan sirih, kulitnya bisa untuk bahan perekat
13. B. sexangula
Daun muda, akar muda dan buah yang masih muda dimasuk untuk sayuran, buahnya sebagai pengganti sirih pinang (gambir), getahnya sebagai obat sakit mata, akar untuk dupa
14. Camptostemon schultzii
Kayu bangunan dan pulp
15. Carbera manghas
Buahnya sebagai obat rematik, biji mengandung minyak untuk obat-obatan, kulit dan cairan kayu untuk obat urus-urus
16. Ceriops tagal
Kayu bangunan, kayu bakar, mengandung tanin, rebusan kulit untuk menghentikan pendarahan, kulit mengandung zat pewarna, pengawet jaring, batik dan tikar
17. Cynometra ramiflora
Kayu bakar
18. Derris heterophylla
Untuk pelemah ikan
19. Excoecaria agallocha
Kayunya untuk bahan kertas, korek api dan kotak/peti, getah dapat untuk obat sakit gigi tapi beracun menyebabkan mata buta, racun ikan
20. Heritiera fomes
Bahan rayon (untuk pakaian), kayu bangunan, konstruksi rumah, kapal, tiang penyangga, furniture
21. Heritiera littoralis
Bahan kapal, kayu bangunan, kayu bakar, biji untuk obat diare, cairan kayu beracun
22. Lumnitzera littorea
Daunnya untuk jamu sebagai obat sariawan pada bayi
23. Nypa fruticans
Daun untuk atap rumah, daun muda untuk pembungkus rokok, cairan tubuh untuk gula, alkohol dan cuka
24. Oncosperma tigillaria
Tiang penyangga rumah, lantai, bunganya untuk penyedap rasa, pengawet buah-buahan, daun muda untuk sayuran
25. Rhizophora spp
Kayu bangunan, penggantung ikan, tiang penyangga, penutup lubang, kayu bakar, arang, tanin
26. Rhizophora mucronata
Rebusan kulit untuk haematuna, diare, disentri, lepra, kulit akar dan buah untuk mengusir nyamuk, buahnya sebagai bahan anggur, nectarnya menghasilkan madu
27. Sonneratia ovata
Buahnya dapat dimakan, obat persendian yang terkilir, fermentasinya dapat mencegah pendarahan
28. Sonnertia alba
Kayu bangunan, kayu bakar, pheumotophores untuk pelampung pancing, daunnya untuk pakan ternak
29. Sonneratia caseolaris
Buahnya dapat dimakan, cairan tanaman untuk kosmetik, daunnya untk pakan ternak kambing, kayu bahan pulp yang baik
30. Xylocrpus moluccensis
Kayu bangunan (harganya mahal), furniture, kyu bakar, tanin, bijinya mengandung minyak untuk pemoles kulit kepala dan penguat rambut,rebusan kulit untuk anyaman
Comments