Penulis : Midya Lesmana, ST, MT
Krisis Lingkungan saat ini sudah sedemikian besarnya sehingga untuk mengatasinya perlu ditingkatkan kesadaran lingkungan semua pihak.
Untuk mengatasi krisis tersebut marilah kita kembangkan gaya hidup yang mencintai lingkungan hidup dan menjauhkan gaya hidup yang merusak lingkungan atau tidak ramah pada lingkungan.
Akibat dari tidak ramahnya kita pada lingkungan dapat mengakibatkan terjadinya banjir, tanah longsor, dan malapetaka lainnya yang merusak alam dan kehidupan manusia serta makhluk lainnya.
Faktor yang mempengaruhi Kesadaran Lingkungan adalah :
A. Faktor Ketidaktahuan
Manusia dilahirkan tidak hanya memiliki pengetahuan tetapi mampu menalar, artinya manusia dapat berpikir secara logis dan analitis. Kemampuan menalar manusia menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuannya. Pengembangan pengetahuan tidak hanya untuk mengatasi kebutuhan hidup, tetapi bahkan lebih dari itu yaitu memikirkan hal-hal baru, menjelajah alam semesta, mengembangkan kebudayaan, memberi arti/makna pada kehidupan, memanusikan dirinya dan manusia lain, yang semua ini menjadi motivator untuk mengembangkan pengetahuannya.
Apabila dikaitkan pengetahuan dan kesadaran yang menurut teori adalah sama, maka sebenarnya faktor ketidaktahuan dapat mempengaruhi kesadaran khusus kesadaran lingkungan menjadi menarik untuk dikaji.
Dalam Filsafat Umum oleh Profesor Jujun S. Suriasumantri (1987) dapat dikatakan antara lain :
· Ada orang yang tahu ditahunya.
Jika direfleksikan kepada pengetahuan lingkungan orang Indonesia, maka hal ini memberikan pemahaman bahwa pengetahuan mereka tentang lingkungan sebatas apa yang diketahui tentang lingkungan itu. Oleh karena itu dapat diberi jawaban bahwa orang itu tampaknya tahu tentang lingkungan hidup tetapi sesungguhnya mereka tidak tahu apa-apa tentang lingkungan hidup.
· Ada orang yang tahu ditidak tahunya.
Refleksinya adalah bahwa pengetahuan lingkungan mereka nol besar. Dikatakan demikian karena mereka ini tidak tahu apa-apa tentang lingkungan tetapi berbicara tentang lingkungan sepertinya tahu. Orang-orang seperti ini sangat berbahaya karena akan terjadi pengrusakan lingkungan hidup apabila di percayakan untuk mengelola lingkungan.
· Ada orang yang tidak tahu ditahunya.
Dapat direfleksikkan seperti ini tampak pribadi-pribadi atau manusia Indonesia yang jujur dan rendah hati. Pengetahuan ;ingkungan hidupnya sebatas yang diketahui atau kurang luas dan secara jujur disadarinya.
· Ada orang yang tidak tahu ditidak tahunya.
Menunjukkan bahwa pribadi ini tidak ada pengetahuan tentang lingkungan hidup, tetapi sikap jujur dan rendah hatinya sangat menolong untuk mendapatkan pengetahuan lingkungan hidup.
Berdasarkan refleksi diatas dapat dimaklumi bahwa sesungguhnya manusia Indonesia dalam kehidupan sehari-hari tampak memiliki pengetahuan lingkungan hidup, tetapi sebenarnya tidak ada pengetahuan lingkungan hidup. Dikatakan demikian karena kata dan perbuatan tidak sama.
Contoh : Dianjurkan untuk memelihara Daerah Aliran Sungai (DAS), kenyataannya DAS rusak, sungai-sungai tercemar, sampah rumah tangga di buang kesungai. Contoh lain : dinajurkan untuk memelihara hutan, kenyataannya hutan gundul. Hal ini membuktikan bahwa orang-orang Indonesia tidak tahu tentang lingkungan hidup.
B. Faktor Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan ketidak mampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum. Menurut Ismail Arianto, dkk (1988), dalam buku Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup, dikatakan bahwa : kemiskinan merupakan salah satu masalah yang paling berpengaruh terhadap timbulnya masalah sosial. Masalah sosial adalah suatu keadaan yang muncul di mana masyarakat merasakan adanya ancaman yang menyangkut banyak orang. Masalah sosial yang bersumber dari kemiskinan atau kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan pokok, sering tidak berdiri sendiri tertapi saling berkaitan dengan faktor lain.
Kemiskinan juga dianggap sebagai peristiwa sosio-ekonomi di mana sumber daya yang ada digunakan untuk memuaskan keinginan yang sedikit, sedangkan yang banyak tidak dapat memenuhi pokoknya sendiri.
C. Faktor Kemanusiaan.
Secara normal ahli psikologi, Larry Richards (1974) dalam buku Psikologis dan kitab menyatakan bahwa manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan dasar/keinginan keinginan tertentu dan berbeda beda. Dan menurut Rajni Kothari (1990) dalam bukunya Environment, Technology and Ethics, menyatakan bahwa “Manusia mempunyai kemampuan atau ketrampilan untuk menciptakan sebuah dunia baru”. Sesungguhnya dari semua ciptaan hanya manusia yang mempunyai kapasitas untuk mengubah sejarah umat manusia dalam skala global.
Jadi secara ilmu dapat dijelaskan bahwa : manusia dapat merubah lingkungannya, apakah berubah menjadi atau memounyai dampak positif atau negatife terhadap Lingkungan hidup.
D. Faktor Gaya Hidup
Faktor Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dan teknologi informasi serta komunikasi yang sangat cepat, sudah tentu berpengaruh pula terhadap gaya hidup manusia.
Pengembangan Teknologi dapat mempengaruhi gaya hidup dan juga mempengaruhi kesadaran lingkungan hidup. Contoh : apabila kebutuhan seperti kertas dan lain lain di perlukan, manusia akan berbuat atau melakukan tidak memandang apakah yang dilakukannya baik atau buruk, sehingga apabila ada tawaran penggundulan hutan, atau kegiatan illegal lainnya pasti dilakukan.
Mengapa ada Krisis Lingkungan ? Pertanyaan mengenai hal ini berawal dari impian saya sebagai bangsa atau warga masyarakat. Impian ini mulai terbayang dalam pikiran sadar saya tentang adanya berbagai masalah lingkungan yang tidak putus-putusnya. Dari sini mulailah tampak dalam khayalan saya hal-hal yang indah tentang bangsa yang para pemimpin dan rakyatnya sadar lingkungan.
Dalam pikiran sadar saya muncul khayalan nyata yang diharapkan akan menjadi kenyataan di masa mendatang. Khayalan yang muncul secara bertahap adalah tentang hal-hal sebagai berikut, antara lain :
A. Pengelolaan Sampah.
Khayalan yang muncul tentang Pengelolaan Sampah adalah mengenai keindahan yang tampak akibat adanya pengelolaan sampah yang dilaksanakan secara harmonis antara rakyat dan pengelola atau pemerintah secara bersama-sama.
Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah dapat dilakukan pada hasil terjadinya sampah, seperti :
· Pengolahan Sampah di Rumah.
· Pengolahan Sampah di TPS.
· Pengolahan Sampah di TPA.
B. Pengelolaan Limbah Cair.
Khayalan indah yang muncul tentang pengelolaan limbah cair adalah sungai atau kali, danau, laut yang bersih dan bening airnya karena tidak tercemar limbah cair yang berasal dari pabrik atau industry kecil maupun besar.
Pengetahuan tentang sifat-sifat limbah cair khusus dari limbah indudtri sangat penting untuk mengembangkan sistem pengelolaan limbah yang layak, membantu dalam penetapan metode penanganan dan atau pembuang limbah yang efektif. Pengelolaan dan Pengolahan air limbah bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat.
C. Pengelolaan/Penanganan Bencana Alam.
Bencana Alam yang sering membawa korban sangat besar adalah gempa bumi, gunung meletus dan banjir. Upaya penanggulangan atau penanganan bencana alam gempa bumi dan gunung meletus tampaknya tidak banyak yang dapat dilakukan, tetapi beberapa upaya yang dapat dilakukan masyarakat bersama pemerintah yaitu : (1). Pengadaan alat teknologi canggih yang dapat memberikan informasi dini (Early Warning System), yang dikelola oleh BMG. (2). Membangun tembok penahan gelombang tsunami untuk mengurangi arus air gelombang. (3). Membuat Bukit-bukit buatan yang tinggi minimal 50 meter sebagai penyelamatan). (4). Memelihara lingkungan pantai antara lain hutan bakau dan terumbu karang.
Sedangkan dalam penangangan banjir, khayalan saya adalah untuk menghidari bencana banjir pelu diadakan pembangunan sistem drainase berbasis lingkungan, baik sistem drainase perkotaan maupun drainase pedesaan yang selalu mengalir bersih (tidak ada sampah) dan tertata rapi.
D. Pengelolaan Sumber Daya Alam.
Khayalan yang ada dalam diri saya adalah semua Sumber Daya Alam atau semua Potensi yang dapat di manfaatkan untuk kebutuhan masyarakat dan tidak meninggalkan tentang keramah lingkungan, yang artinya boleh memanfaatkan Potensi Sumber Daya Alam tetapi kesadaran lingkungan harus dijaga.
E. Pengelolaan Sumber Daya Manusia.
Negara kita dalam mengahadapi era globalisasi akan mengalami banyak kendala/kesulitan, bahakan akan terlindas apabial Sumber Daya Manusia kita tidak dapat bersaing dengan Sumber Daya Manusia dari Negara-negara tetangga.
Jadi hendaknya disadari bahwa salah satu faktor terpenting untuk bersaing di era globalisasi adalah peningkatan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, mandiri, unggul dan sejahtera secara fisik dan non fisik.
Dengan berkembang dan meningkatnya Sumber Daya Manusia yang setara dengan pasar kerja maka Sumber Daya Manusia dapat bersaing secara positif. Faktor-faktor dapat bersaing secara positif antara lain : (1). SDM memiliki kemampuan menyusun secara strategi di semua bidang pekerjaan. (2). Adanya kepekaan untuk merumuskan jenis keahlian dan ketrampilan yang harus dimiliki Sumber Daya Manusia Indonesia sesuai standar kompetensi agar mampu bersaing ditingkat global. (3). Adanya kebebasan berkreasi dan beraktivitas sesuai minat kemampuannya.
Pada Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia yang dimiliki haruslah menguasai teknologi, mengingat kandungan Sumber Daya Manusia sangat besar dalam perdagangan jasa. Inilah sebabnya mengapa sampai saat ini perdagangan jasa didominasi oleh Negara-negara maju.
F. Pengelolaan Pendidikan Lingkungan.
Pendidikan merupakan sarana untuk membentuk Sumber Daya Manusia yang ahli dan terampil serta produktif sehingga pada gilirannya dapat mempercepat kesejahteraan masyarakat. Manusia sangat berperan dalam melestaikan potensi lingkungan hidup. oleh karena itu manusia perlu diberi bekal untuk melestarikan lingkungan melalui pendidikan lingkungan, khususnya etika lingkungan. Dikatakan demikian karena sebagai penduduk bumi, manusia bertanggung jawab terhadap Tuhan, dalam arti menjaga kelangsungan hidup manusia dan kelestarian lingkungan. Manusia pada dasarnya berinteraksi dengan lingkungannya. Manusia mempengaruhi lingkungan hidupnya dan juga dipenagruhioleh lingkungannya. Dalam uasaha menjaga kelangsungan hidupnyanya, manusia berusaha memanfaatkan Sumber Daya Alam yang ada dengan disertai pengelolaan yang baik.
Di Era mendatang ini dibutuhkan Sumber Daya Manusia yang tidak hanya ahli atau terampil pada satu disiplin ilmu tertentu, tetapi memiliki pengetahuan etika lingkungan yang mampu melestarikan lingkungan hidup. tidak dapat dibantahkan bahwa peranan pendidikan sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia yang merupakan penggerak pembangunan masyarakat untuk mencapai kesejahteraa
Hal tersebut diatas merupakan Opini yang saya munculkan guna menghindari malapetaka yang lebih besar, dan untuk kemaslahatan bumi atau kawasan yang kita cintai ini. Kesadaran Lingkungan tidak akan tercipta kesadarannya kalau bangsa ini hidup dalam kesulitan terus menerus seperti sekarang ini. Marilah kita bersama-sama bersatu dengan pemerintah memikirkan metode yang tepat dalam menyelesaikan masalah lingkungan bangsa ini. Kalau kita bersatu untuk menyelesaikan persoalan lingkungan ini, pasti dapat terselesaikan secara bahu membahu. Kata kuncinya adalah “mau” atau “tidak mau”. Kalau kita bersama-sama mengadakan komitmenuntuk “mau” bersatu menyelesaikan persoalan-persoalan besar dan rumit mengenai lingkungan, pasti semua persoalan terselesaikan. Tidak ada persoalan atau masalah yang tidak dapat diselesaikan, pasti dapat diselesaikan, apalagi kalau kita bersama-sama menyelesaikannya, pasti akan lebih cepat proses penyelesaiannya.
Tentang Kesadaran Lingkungan akan dapat tercapai kesadaran itu bilamana secara radikal kita bersama-sama sepakat membuat komitmen untuk kesadaran lingkungan. Apabila tidak ada kesepakatan seperti itu maka diperkirakan, seratus, dua ratus atau tiga ratus tahun mendatang atau lebih belum tentu ada kesadaran lingkungan. Sebagai warga masyarakat, saya selalu berpikir positif bahwa aka nada kesadaran lingkungan pada rakyat Indonesia, masyarakat Ketapang pada umumnya, hanya waktunya kapan kita belum tahu dan ini merupakan impian kita atau saya sebagai anak bangsa atau warga masyarakat. Sudah saatnya kita untuk mencintai lingkungan hidup.
Comments