Penulis : Midya Lesmana, ST, MT
Sampah diartikan sebagai benda bersifat padat, tidak dipakai , tidak diinginkan, dan dibuang. Kita masih banyak beranggapan bahwa sampah merupakan barang sepele dan membuangnya sesuka hati kita dimana saja kita berada
. Tidak jarang kita melihat pemakai jalan raya seenaknya membuang sampah di depan dagangan tanpa merasa risih. Di pinggir jalan terlihat tumpukan sampah yang menyerupai gunung kecil, terpencar-pencar. Di parit-parit juga terlihat penuh oleh bermacam-macam sampah. Dari kejadian seperti ini bisa dikatakan bahwa masyarakat belum menyadari bahwa sampah yang dibuang ini mempunyai dampak terhadap kesehatan masyarakat dan menimbulkan kekumuhan.
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang . Sistem daur ulang merupakan sistem yang dapat digunakan dalam penanganan sampah. Ada beberapa cara daur-ulang yang ada, pertama, dengan mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi, atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar guna membangkitkan listik. Kita juga bisa mengunakan sampah yang ada untuk digunakan kembali. Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum ,kaleng baja makanan/minuman, botol, botol kaca, kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lainnya juga bisa didaur ulang.
Pendidikan dan kesadaran dalam pengelolaan limbah dan sampah tentu sangat penting dalam masyarakat. Banyak masyarakat yang masih kurang kesadarannya dalam menjaga kebersihan lingkungan. Tentunya pemerintah perlu melakukan penyuluhan tentang pengelolaan sampah yang baik serta memberikan informasi tentang dampak-dampak negatif sampah bagi masyarakat dan lingkungan, sehingga setiap anggota masyarakat dapat menyadari bahaya sampah yang terus bertambah.
Sampah saat ini sudah menjadi masalah di wilayah Indonesia pada Negara berkembang tetapi permasalahan sampah juga terjadi pada di Negara maju. Hari ke hari sampah semakin menumpuk di lingkungan kita dan sering dijumpai. Sampah yang menumpuk, menyebabkan bau pada di lingkungan, sampah sering menimbulkan lalat dan menimbulkan wabah penyakit.
Hampir seluruh aktivitas manusia kita sering menghasilkan sampah organik dan non organik. Sampah organik adalah sampah yang bisa diurai dan bahkan pada umumnya dapat dimanfaatkan kembali dengan melakukan pengolahan dan pemanfaatan yang tepat, contohnya yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari daun yang kering, kotoran hewan, sisa pengolahan tanaman/sayuran, dan pengolahan makanan.
Sampah anorganik adalah masalah yang terbesar dalam kehidupan sehari-hari jenis sampah tidak bisa terurai secara alami dengan membutuhkan waktu yang lama di dalam pengurainya, seperti sampah plastik, kaca, kaleng, besi dan sebagainya.
Akibat penumpukan sampah juga akan terpengaruh pada masyarakat sekitar, dengan penyebab pencemaran lingkungan, baik lingkungan darat, udara maupun perairan.
Pencemaran darat yang dapat ditimbulkan oleh sampah misalnya ditinjau dari segi kesehatan sebagai tempat bersarang dan menyebarnya bibit penyakit, sedangkan ditinjau dari segi keindahan, tentu saja menurunnya estetika (tak sedap di pandang mata). Pencemaran udara yang ditimbulkannya misalnya mengeluarkan bau yang tidak sedap, debu gas-gas beracun.
Pencemaran perairan yang ditimbulkan oleh sampah misalnya terjadinya perubahan warna dan bau pada air sungai, penyebaran bahan kimia oleh industri pabrik. Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbunan sampah, jenis, dan keragaman karakteristik sampah.
Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan.
Sampah juga menimbulkan penyakit terhadap masyarakat yaitu sampah yang menumpuk tersebut tentunya akan banyak mengganggu kita, disamping menimbulkan bau yang tak sedap. Sampah inipun akan banyak menimbulkan penyakit. Untuk sampah yang banyak mengandung makanan busuk, sudah pasti merupakan sarang hidupnya Bakteri Coli. Sehingga apabila sampah ini menumpuk di saat musim hujan, tentunya akan menimbulkan wabah muntaber atau diare, Demam Berdarah (DB) dan lain sebagainya.
Terkait dengan hal tersebut maka harus ada penanganan yang lebih lanjut dalam pengelolaan sampah terutama pada sampah anorganik tidak hanya mendaur ulang saja sebagai kita seorang kesehatan masyarakat memberikan edukasi tentang pemanfaatan daur ulang dan penyakit akibat sampah.
Pengolahan sampah bisa dilakukan dengan mendaur ulang sampah dengan kerajian yang sangat unik dan tentunya bisa di manfaatkan kembali dan diperjualkan. Sedikit cerita Pengalaman Pembelajaran Lapangan (PBL) saya dan teman-teman tentang demonstarasi pemanfaatan sampah anorganik dengan pengolahan, tempat duduk kecil dari botol bekas yang merupakan salah alternatif yang bisa di manfaatkan kembali.
Demontrasi ini diberikan kepada ibu-ibu PKK dan kader kesehatan di wilayah tersebut, masyarakat sangat antusias pada kegiatan kami. Berikut cara pengolahan pada sampah anorganik dengan kerajinan tempat duduk kecil dari botol bekas.
Sampah adalah ibarat harta yang sering dipandang sebelah mata, dikucilkan dan dipermasalahkan, namun hal itu adalah anggapan yang salah. Pengelolaan sampah yang tepat akan menjadikan sampah menjadi emas bahkan permata yang diburu manusia. Mengapa tidak manusia dibekali akal akan selalu berfikir, orang yang selalu berfikir akan menumbuhkan kreativitas.
Kabupaten Ketapang terdiri dari 20 Kecamatan, 9 Kelurahan, 242 Desa, 759 Dusun, 792 Rukun Warga dan 2.744 Rukun Tangga. Dengan Jumlah Penduduk Kabupaten Ketapang sampai dengan Tahun 2019 berdasarkan data kecamatan dalam angka berjumlah 476.092 jiwa.
A. Jenis Sampah dan Masa Terurainya.
Sampah yang digunakan manusia sehari-hari memerlukan waktu yang berbeda-beda untuk dapat hancur atau terurai di alam. Pentingnya untuk mengetahui berapa lama suatu material sampah dapat terurai dapat membantu membangun kesadaran untuk mengurangi jenis sampah tersebut.
Banyak sampah yang digunakan berasal dari produk sekali pakai, seperti popok bayi, pembalut, baterai, dan plastik. Berikut ini beberapa jenis sampah dan waktu yang dibutuhkan untuk mengurainya.
· Sampah Plastik
Plastik mendominasi jenis sampah di masyarakat, mulai dari kantong plastik, gelas plastik, sedotan palstik dan lainnya. Plastik terbuat dari minyak bumi. The Balance melansir, 1,6 juta minyak diperlukan untuk membuat botol plastik setiap tahunnya.
Barang-barang plastik dapat terurai di tanah 1000 tahun lamanya, sedangkan kantong plastik 10 hingga 1000 tahun. Botol plastik dapat terurai di alam sekitar 450 tahun. Untuk saat ini, plastik merupakan sampah yang paling lama terurai.
· Popok dan Pembalut
Popok bayi sekali pakai diperkirakan akan terurai di pembuangan sampah dalam waktu 250-500 tahun. Kebutuhan akan popok bayi dan pembalut terus meningkat, mengingat bahwa bayi akan memakai popok hingga usia 2 atau 2,5 tahun untuk bisa dilatih menggunakan toilet. Sedangkan, pembalut perlu waktu 500-800 tahun untuk terurai.
· Kaleng aluminium
Kaleng aluminiun butuh waktu sekitar 80 hingga 200 tahun untuk terurai sepenuhnya di alam. Di Amerika Serikat, 120 ribu kaleng aluminium didaur ulang setiap harinya. Dalam kurun waktu tiga bulan, jumlah aluminium daur ulang tersebut setara dengan jumlah aluminium yang dibutuhkan untuk membuat seluruh pesawat komersil di AS.
· Kaca
Kaca terbuat dari pasir dan mudah didaur ulang. Kaca tidak terpakai dapat dicairkan dan dibentuk kembali menjadi produk baru. Namun, jika dibuang ke tempat pembuangan sampah, kaca utuh waktu jutaan tahun untuk terurai, bahkan beberapa menyebut bahwa sampah kaca tidak dapat terurai sama sekali.
· Sampah Kertas
Secara volume, sampah kertas hampir sama banyaknya dengan sampah plastik. Biasanya, sampah kertas memerlukan waktu 2 hingga 6 minggu. Akan tetapi, jika didaur ulang, sampah kertas akan mengurangi banyak volume sampah di tempat pembuangan.
· Sampah Makanan
Tergantung pada jenis sampah makanan. Kulit jeruk misalnya, terurai di alam dalam waktu enam minggu, sedangkan sisa apel dan kulit pisang membutuhkan sekitar satu bulan untuk terurai.
· Sol Sepatu
Karet Sepatu bekas yang dibuang di tempat sampah butuh waktu sekitar 50 hingga 80 tahun untuk terurai, terutama pada bagian sol karet. Beberapa produsen sepatu kini melakukan inovasi produk agar sol sepatu yang digunakan cepat terurai di alam liar.
· Kain Nilon
Kain nilon bersifat lentur dan umumnya digunakan pada produk-produk olahraga dan kerajinan tangan. JIka dibuang, kain nilon akan terurai dalam jangka waktu 30-40 tahun.
· Sterofoam
Sterofoam terbuat dari polystyrene, jenis plastik yang berasal dari petroleum. Sterofoam tidak dapat terurai di alam, sehingga, secara teknis hanya memenuhi tempat pembuangan sampah, Ecoparts mewartakan.
B. Perhitungan Asumsi Pengolahan Sampah di Kabupaten Ketapang.
Jika berdasarkan Tabel 2 dapat kita perhitungkan, antara lain :
1. Perhitungan berdasarkan Jumlah Kepala Keluarga Kabupaten Ketapang dengan asumsi pembuangan sampah 1 Kg/hari/KK.
2. Perhitungan berdasarkan Jumlah Penduduk di Kabupaten Ketapang dengan asumsi pembuangan sampah 0,5 Kg/hari/Penduduk.
Seperti : dalam perhari dapat di prediksi jumlah volume membuang sampah, terdiri dari :
· 138.205 Kepala Keluarga x 1 Kg/hari/KK (asumsi) = 138.205 Kg/hari.
138.205 Kg/hari x 30 hari = 4.146.150 Kg/bulan atau 4.146 Ton/bulan.
· 476.092 Penduduk x 0,5 Kg/hari/penduduk (asumsi) = 238.046 Kg/hari.
238.046 Kg/hari x 30 hari = 7.141.380 Kg/bulan atau 7.141 Ton/bulan.
Sampah tersebut masih tercampur dalam berbagai jenis, jadi kita asumsikan volume jumlah sampah kita bagi menjadi sampah organik dan anorganik.
Secara Definisi dapat diketahui sampah organik yaitu Sampah yang mudah terurai, sedangkan anorganik adalah sampah yang tidak mudah terurai.
Jika Prediksi Jumlah Volume sampah organik (diasumsikan 60%) dan Anorganik (diasumsikan 40%) maka dapat dihitung volumenya sebesar :
· Volume Sampah pada KK :
1.146 Ton/Bulan dibagi menjadi Organik 4.146 Ton/Bulan x 60% = 2.488 Ton/Bulan dan Anorganik 4.146 Ton/Bulan x 40% = 1.658 Ton/Bulan.
· Sedangkan pada Volume Sampah pada Penduduk :
7.141 Ton/Bulan dibagi menjadi Organik 7.141 Ton/Bulan x 60% = 4.285 Ton/Bulan dan Anorganik 7.141 Ton/Bulan x 40% = 2.857 Ton/Bulan.
C. Pengelolaan dan Inovasi Sampah
Perlu diketahui yang termasuk Sampah Organik seperti Limbah rumah tangga, Organik Basah (Sisa daun, Sisa Sayuran dll), Organik Kering (Tisue, Kayu/Ranting Pohon Kering dll). Sedangkan yang termasuk anorganik kering yaitu Plastik (PVC, wadah, kantong kemasan makanan/minuman dll), Kaleng, Kaca, Kertas dll.
Limbah dan sampah merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan setiap manusia pasti menghasilkannya dari beberapa aktivitas yang mereka lakukan, baik individu, kelompok maupun aktivitas di dalam suatu tempat usaha. Seiring dengan berjalannya waktu, produksi limbah dan sampah semakin meningkat karena adanya penambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi masyarakat, dan perubahan gaya hidup masyarakat yang berkeinginan untuk memenuhi kebutuhan mereka walau hanya sekedar kebutuhan sekunder.
Hingga kini, permasalahan limbah dan sampah sudah menjadi permasalahan yang serius di beberapa kota besar di Indonesia. Diperkirakan sekitar 85.697 ton / tahun sampah yang dihasilkan oleh masyarakat Ketapang, 40 persen diantaranya merupakan sampah anorganik yang sifatnya sukar terurai. Akibatnya, timbul berbagai permasalahan bagi manusia dan lingkungan. Masalah limbah dan sampah sendiri bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di beberapa negara lain.
Pemanfaatan limbah dan sampah sudah semestinya menjadi prioritas di era sekarang ini sebelum pencemaran semakin meluas. Perlu adanya gagasan-gagasan dan inovasi-inovasi terkini untuk dapat menanggulangi permasalahan ini. Rencananya Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup melalui Seksi Peningkatan Kapasitas dan Lingkungan Hidup Bidang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup bekerjasama dengan pihak-pihak terkait akan mengubah limbah dan sampah menjadi suatu hal baru yang dapat bermanfaat bagi kehidupan.
Comments