Biopori adalah lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai akitifitas organisma di dalamnya, seperti cacing, , perakaran tanaman, rayap dan fauna tanah lainnya. Lubang-lubang yang terbentuk akan terisi udara, dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah
Lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 cm dan kedalaman sekitar 100 cm, atau dalam kasus tanah dengan permukaan air tanah dangkal, tidak sampai melebihi kedalaman muka air tanah (Gambar 2.1.) Lubang diisi dengan sampah organik untuk memicu terbentuknya biopori. Biopori adalah pori-pori berbentuk lubang (terowongan kecil) yang dibuat oleh aktivitas fauna tanah atau akar tanaman
KEUNGGULAN DAN MANFAAT
Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk mengatasi banjir dengan cara (1) meningkatkan daya resapan air, (2) mengubah sampah organik menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan), dan (3) memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman, dan mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria.
1. Meningkatkan Daya Resapan Air
Kehadiran lubang resapan biopori secara langsung akan menambah bidang resapan air, setidaknya sebesar luas kolom/dinding lubang.
2. Mengubah Sampah Organik Menjadi Kompos
Lubang resapan biopori "diaktifkan" dengan memberikan sampah organik kedalamnya. Sampah ini akan dijadikan sebagai sumber energi bagi organisme tanah untuk melakukan kegiatannya melalui proses dekomposisi. Sampah yang telah didekompoisi ini dikenal sebagai kompos.
3. Memanfaatkan Fauna Tanah dan atau Akar Tanaman
Lubang Resapan Biopori diaktikan oleh organisme tanah, khususnya fauna tanah dan perakaran tanaman. Aktivitas merekalah yang selanjutnya akan menciptakan rongga-rongga atau liang-liang di dalam tanah yang akan dijadikan "saluran" air untuk meresap ke dalam tubuh tanah. Dengan memanfaatkan aktivitas mereka maka rongga-rongga atau liang-liang tersebut akan senantiasa terpelihara dan terjaga keberadaannya sehingga kemampuan peresapannya akan tetap terjaga tanpa campur tangan langsung dari manusia untuk pemeliharaannya.
4. Mencegah Genangan Air
Dengan hadirnya lubang-lubang resapan biopori dapat dicegah adanya genangan air, sehingga berbagai masalah yang diakibatkannya seperti mewabahnya penyakit malaria, demam berdarah dan kaki gajah (filariasis) akan dapat dihindari.
LOKASI PEMBUATAN
Lubang resapan biopori (LRB) dibuat ditempat yang bebas dari lalu-lalang orang terutama anak-anak. Oleh karena itu penempatannya harus diatur sedemikian rupa dan disesuaikan dengan landscape yang ada. Karena fungsinya sebagai peresap air maka penempatan LRB dilakukan di lokasi dimana air secara alami akan cenderung berkumpul atau air tersebut diarahkan ke tempat dimana lubang resapan biopori berada. Air dapat diarahkan dengan membuat alur, dan lubang resapan dibuat pada dasar alur tersebut. Adanya alur tidak akan menyebabkan orang tertarik untuk mendatangi dan atau menginjaknya.
Penempatan LRB pada dasar saluran pembuangan air hujan akan mengubah fungsi saluran dari sebagai saluran pembuang menjadi saluran peresap air hujan. Dengan demikian, air hujan akan diresapkan di halaman rumah kita sendiri dan tidak menjadi beban pada saluran drainase umum dan tidak menjadi salah satu penyumbang aliran permukaan (genangan atau bahkan banjir) di tempat lain.
Dengan kehadiran LRB di sekitar pohon akan tercipta suatu siklus (peredaran) hara yang baik. Unsur-unsur hara yang diambil dari dalam tanah oleh tanaman akan menjadi bagian dari tanaman tersebut seperti daun, batang, dan buah. Daun dan ranting yang rontok atau dipangkas, dan sisa buah yang tidak habis dimakan akan kembali kedalam tanah jika mereka dimasukkan kedalam LRB di sekeliling tanaman. Selanjutnya melalui proses dekomposisi mereka akan berubah menjadi sumber unsur hara bagi tanaman itu sendiri. Dengan demikian, proses pengurasan unsur hara oleh tanaman (baca: pemiskinan kesuburan tanah) berkurang, kesuburan tanah dapat dipertahankan dan kebutuhan pupuk kimiawi dapat dikurangi.
Pangkasan rumput dan tanaman sering menimbulkan masalah sampah. Solusi dengan dibakar justru melepaskan CO2 ke udara sehingga fungsi tanaman sebagai penangkap gas rumah kaca menjadi bias. LRB diharapkan berfungsi sebagai tambatan carbon, dengan membenamkan sampah organik kedalamnya. OLeh karena itu dengan menempatkan LRB disekitar tanaman dalam taman dapat membantu mengatasi sampah taman, meringkankan perkerjaan tukang kebun karena tempat sampat tersedia di tempat, dan mengurangi beban tempat pembuangan sampah karena sampah dibuang di tempat dimana sampah dihasilkan.
CARA PEMBUATAN
Buat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diamter 10 cm. Kedalaman kurang lebih 100 cm atau tidak sampai melampaui muka air tanah bila air tanahnya dangkal. Jarak antar lubang antara 50 - 100 cm
Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2 - 3 cm dengan tebal 2 cm di sekeliling mulut lubang.
Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa tanaman, dedaunan, atau pangkasan rumput
Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan.
Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang resapan.
Jaga lubang resapan selalu penuh teriisi sampah organik. Jika sampah organik belum/tidak cukup maka disumbatkan dibagian mulutnya. Dengan cara seperti ini maka lubang tidak akan berpotensi terisi oleh material lain seperti tanah atau pasir. Selain itu, jika ada jenis sampah yang berpotensi bau dapat diredam dengan sampah kering yang menyumbat mulut lubang resapan biopori.